Senin, 30 Januari 2012

SEJENAK DI HOUSE OF SAMPOERNA


Siapa bilang berkunjung ke museum itu membosankan?! Cobalah sesekali datang ke House of Sampoerna yang berlokasi di Jl. Taman Sampoerna 6 Krembangan Pabean Cantikan Surabaya ini. Yah, walaupun bukan museum tentang peninggalan perjuangan bangsa di masa lampau ataupun benda-benda prasejarah, namun museum yang menyimpan benda-benda "bersejarah" akan kedigdayaan rokok Sampoerna ini layak dikunjungi.


Dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 22.00 WIB, museum ini menjadi salah satu daya tarik wisata baru di kota Surabaya. Saya melihat museum in sebagai bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) Sampoerna terhadap masyarakat. Kenapa?! Karena selain membuat museum, pihak Sampoerna juga menyediakan sebuah bus pariwisata yang siap sedia mengantar pengunjung untuk berkeliling kota menuju ke tempat-tempat bersejarah yang berada di Surabaya. Mereka menyebutnya Surabaya Heritage Track. Sayang, ketika saya berkunjung ke museum ini, bus tersebut tidak beroperasi karena bertepatan dengan jadwal libur mereka. Ya, bus ini hanya beroperasi setiap hari Selasa sampai Minggu dan "istirahat" di setiap hari Senin, serta mempunyai jam pemberangkatan setiap jam 09.00, 13.00 dan 15.00 WIB. Berapa biayanya?! GRATIS!! Minimal, kamu harus reservasi dulu apalagi di saat weekend untuk memastikan mendapat kursi atau tidak. Coba saja menghubungi nomor telepon mereka di 031-3539000 atau 031-3539009 dulu.

Sekali-kali nampang di blog sendiri ;p
Kembali ke museum, begitu membuka pintu masuk, hmmmm... aroma cengkeh langsung menyeruak hidung. Di ruangan pertama, kita diajak mengenal dan melihat lebih dekat sang taipan pendiri pabrik rokok ini. Selain itu, di ruangan awal ini kita bisa melihat, mencium dan menyentuh berbagai macam cengkeh kering yang menjadi bahan utama pembuatan rokok Dji Sam Soe. Ehm, apa lagi ya?! Disini ada replika warung yang kali pertama dimiliki oleh pendiri, meja dan kursi antik pemilik yang semuanya dikemas semenarik mungkin dan memungkinkan pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan "barang pajangan" mereka.

Replika stan awal

Memasuki ruangan kedua, kita diajak melihat beberapa peralatan berat untuk melinting rokok ataupun mencetak pembungkus rokok. Disini juga dipamerkan berbagai kemasan rokok Sampoerna yang beredar di berbagai negara, antara lain Indonesia, Korea Selatan, Belanda dan lain-lain. Oiya, selain itu masih terdapat beberapa perlengkapan marching band bentukan Sampoerna serta foto-foto dan trofi kemenangan mereka, baik di ajang nasional ataupun internasional. Saya tidak menyangka bahwa perusahaan rokok ini memiliki sebuah grup marching band yang pernah menjuarai kejuaraan marching band tingkat internasional. Lagi-lagi disini bisa kita manfaatkan untuk berfoto kawan, hahaha... Dengan tata letak yang menarik, pencahayaan yang ciamik serta beberapa perabot unik seperti kios rokok dan motor antik, membuat siapa saja yang berkunjung kesana tergelitik untuk mengeluarkan kameranya dan berpose.


Berbagai jenis kemasan Sampoerna
Setelah puas "menjelajah" lantai satu, perjalanan dilanjutkan ke lantai dua. Di lantai dua ini kita bisa membeli souvenir berciri khas Surabaya, seperti kaos, batik, gantungan kunci, mug dan sebagainya. Daya tarik lantai dua ini adalaaaaahhhh... Kita bisa menyaksikan para buruh wanita sedang melinting rokok! Ya, dibatasi kaca bening yang lebaaaarrr, di bawah sana ternyata adalah pabrik rokok "mini" mereka. Dengan cara tradisional, ribuan buruh itu dengan piawai melinting  rokok. Prosesnya bener-bener cepet meeeennn...! Mengalahkan kecepatan mesin! Hahaha... Saya dan beberapa pengunjung sampai berdecak kagum melihat cara kerja tangan mereka. Sungguh, bener-bener cepat seperti gerakan The Flash! Hahaha... Katanya sih mereka mampu melinting sebanyak 325 rokok per jamnya!! Gile benerrr... FYI, untuk melihat “atraksi” ini, kamu harus datang hanya di jam kerja mereka yaitu Senin sampai Sabtu sampai dengan jam 15.00 WIB.

"arena" belanja
"kotak" exhibisi mereka
So, buat kamu yang menginginkan wisata beda di Surabaya, jangan lupa untuk menempatkan House of Sampoerna ini di daftar ittenerary kamu dan menikmati kota Surabaya dengan Surabaya Heritage Track.

Minggu, 22 Januari 2012

KULINER NYENTRIK : NASI GORENG JANCUK

Billboard yang membuat "penasaran"
Apa yang pertama kali terlintas di pikiran kamu ketika mendengar kata JANCUK?! Saru? Vulgar? Kasar? Ya, sayapun demikian. Anehnya, ada satu hotel di Surabaya yang memberi nama masakannya dengan nama “jancuk”. Bisa dibilang inilah masakan dengan nama ternyentrik yang pernah saya cicipi, hahaha... Bagi kamu yang belum mengerti maksud saya, “jancuk” adalah sebuah umpatan kasar yang biasa dilontarkan oleh arek Suroboyo. Yah, seperti kata “f*uck” yang biasa dilontarkan orang barat sana dan orang yang kebarat-baratan, atau “as*” bagi orang Jogja ketika mereka sedang kesal. Namun, seiring berjalannya waktu, orang Surabaya dan sebagian Jawa Timur tidak jarang menggunakan kata “jancuk” sebagai panggilan “akrab” ketika sedang berjumpa dan ngobrol dengan sahabat mereka, hehehe... Seperti ini, “Heh cuk!! Yaopo kabare?!” (Heh cuk!! Bagaimana kabarnya?!).

Itulah sekilas informasi mengenai kata “jancuk”, nah sekarang kembali ke topik “permasalahan”, hehehe... Saya mendengar NASI GORENG JANCUK ini pertengahan tahun lalu. Namun, baru kesampaian makan hari Sabtu kemarin, tanggal 21 Januari 2012. Hal yang membuat saya panasaran, selain kata-kata kasarnya, juga karena kalimat promosi mereka di sebuah mini billboard. “Anda belum sampai di Surabaya jika belum mencoba Nasi Goreng Jancuk...”. Sebuah bentuk marketing yang sangat sukses menarik minat konsumen, apalagi kalangan muda, menurut saya. “Dimana saya bisa menemukan Nasi Goreng Jancuk ini?!” Kamu bisa menemukan masakan nyentrik ini di Kartini Resto, restoran Surabaya Plaza Hotel yang  berlokasi di Plaza Boulevard, Jl. Pemuda 31-37 Surabaya, belakang Mall Surabaya Plaza persis. 

Interior restoran
Begitu sampai dan duduk manis di salah satu meja, seorang waitress menghampiri saya dan beberapa sahabat. Belum menyerahkan buku menu, dia sudah menawari kami begini, “Selamat siang, mau pesan nasi goreng Paket Mbledhoz atau Mbledhoz Plaz?!” Nah lo! Darimana dia tahu kalau kita mau makan nasi goreng?! Cenayang ya?! Hahaha... Bukan, ternyata selidik punya selidik, sebagian besar orang yang berkunjung ke restoran ini ya karena ingin menuntaskan rasa penasaran mereka akan nasi goreng jancuk. Langsunglah kita memesan satu “Paket Mbledhoz”, yang terdiri dari satu porsi Nasi Goreng Jancuk dan satu pitcher es teh. Berapa harganya?! IDR 99.500 (incl. Tax). Mahal amaaattt??! Nggak kok, satu porsi nasi goreng ini diperuntukkan bagi 5 orang.

Mbaknya malu-malu buat dipoto ;p
Gak lama menunggu, menu pesanan kita terhidang di atas meja. Pertama satu pitcher besar berisi es teh manis dan ini, yang ditunggu-tunggu, satu buah wajan ukuran sedang berisi nasi goreng. Woohoooo, porsinya bener-bener banyak mennnn...!! Hahaha... Dengan aroma terasi yang langsung tercium, taburan bawang goreng, irisan telur dadar, acar, timun, tomat, cabe rawit dan satu buah kerupuk udang sudah membuat saya ngiler. Di dalamnya sendiri ada irisan daging ayam, udang dan kepiting. Begitu suapan pertama masuk ke mulut, “Jannnnccc***kkk!!” nasi goreng ini bener-bener pedas!! Wuww, rasa pedas langsung menyebar ke seluruh mulut. Gak salah nih, ngasih nama jancuk, hahaha... Tetapi, meskipun demikian, suapan demi suapan terus masuk ke mulut saya. Enak soalnya, hehehe... Pantes saja, begitu diteliti lebih mendalam (ceilee...), saya menemukan bannyyyaaakk sekali irisan cabe rawit oranye diantara tumpukan nasi. Menurut rumor yang beredar, mereka menggunakan 100 gram cabe di dalam bumbunya. Gile benerrr...!! Setelah mencapai sekitar 20 suapan, gejala “kepedesan” sudah mulai nampak. Hidung, lidah, pangkal tenggorokan dan perut terasa panas, saya juga banjir keringat, padahal restoran ini sudah ber-AC, huft... 

Ini nih, penampakan Nasi Goreng Jancuk
Untuk menetralisir rasa pedas yang ditimbulkan, es teh manis yang ada dalam satu paket cukup untuk meredakannya. Rasanya sendiri pas, tidak begitu manis dan pekat. Selain itu, kami juga sempat memesan satu porsi fruit salad, yang lagi-lagi diperuntukkan bagi 5 orang seharga IDR 57.500 (exc. Tax). Di dalamnya ada nanas, melon, semangka, pepaya, strawberry, anggur dan irisan jeruk di pinggiran piring. Rasanya?! Hmmm... lumayan, walaupun menurut saya dressing-nya sedikit hambar, kurang asam.

Fruit Salad
Saat membayar tagihan, iseng-iseng saya bertanya asal mula ide menciptakan nasi goreng yang bener-bener njancuki (istilah Jawa) ini kepada mbak kasir. Ternyata menurut dia, setahunan lalu sang koki menyiapkan makan siang untuk beberapa manager di hotel tersebut dan memasaknya dalam sekali proses. Jadi porsi besar saat ini yang dihidangkan ke pengunjung ya gara-gara hal tersebut. Lalu kata “jancuk” darimana?! Dari komentar salah seorang manager yang sempat nyelethuk, “Jancuk! Cek pedese!!” (Jancuk! Terlalu pedas!!). Sayapun dibuat tertawa mendengar penjelasan tersebut, hahaha...

So, untuk kalian yang sedang berkunjung ke Surabaya, tidak ada salahnya mencicipi kuliner “heboh” yang menggunakan bahan alami (tanpa saos) ini dan ujilah tingkat kepedasan kamu serta bagaimana daya tahan mulutmu untuk tidak mengucap kata “jancuuukkk...!”, hahaha...


ps : semoga artikel saya ini layak tayang dan tidak disensor 

Kamis, 19 Januari 2012

ADIRA FACES OF INDONESIA : Iseng - Iseng Berhadiah

WARNING!! Postingan ini hanya sekedar intermezzo dari saya...


Uyyyee...!! Setelah penantian yang cukup lamaaaa hampir empat bulan, akhirnya pengumuman seratus karya tulis terbaik program "Adira Faces of Indonesia" muncul juga di webnya. You know what?! Nama saya ada diantara seratus nama yang muncul! Ahay! Padahal awalnya hanya iseng-iseng membuat akun, upload poto profil sekenanya, sempat vakum dua bulan tanpa memposting artikel dan tiba-tiba saja semangat saya membuncah di saat-saat akhir pengumpulan artikel. Menang puji Tuhan, gak menang toh saya juga bisa menyalurkan hobi dan sedikit mempromosikan potensi wisata yang ada (mulia sekali, preettt...).

Oh iya, FYI, program Adira Faces of Indonesia ini merupakan sebuah program dari Adira Finance yang bertujuan untuk menggali potensi wisata di Indonesia. Semua orang dari berbagai kalangan bisa memposting artikel dan foto mengenai segala jenis wisata, asalkan tetap dalam teritori Indonesia. Mengutip dari situs resminya, "Program ini dikembangkan untuk mendorong kecintaan masyarakat Indonesia untuk bertualang dan berwisata, sekaligus untuk lebih mempopulerkan kecantikan dan keunikan Indonesia di mata dunia". Mungkin karena ingin mempopulerkan situs ini kepada masyarakat luas, pihak Adira membuat sebuah kompetisi dengan hadiah total IDR 200 Juta yang diperuntukkan bagi seratus orang dengan tulisan terbaik menurut dewan juri.

Sebuah Kaos Hadiah Awal Dari ADIRA FOI
Kembali lagi ke cerita, artikel pertama saya adalah tentang Nusa Barong. Ya, tidak bisa dipungkiri saya benar-benar terpesona dengan keindahan alam yang ditawarkan dan tidak percaya bahwa Jember juga mempunyai pantai yang begitu indah. Kemudian setelahnya saya memposting artikel mengenai trip ke Jogja, Air Terjun Madakaripura dan yang terakhir adalah tentang Bebek Sinjay. Ternyata, postingan saya yang terakhirlah yang mampu "memikat" dewan juri (ceileee...), hahaha... Bebek Sinjay saya posting H-1 dari batas akhir pengumpulan artikel. Itupun saya tidak dapat menemukan kategori yang ada. Mereka hanya menyediakan kategori wisata alam, bahari, kota dan budaya. Nah lo! Secara gambling, sayapun memilih kategori wisata kota, hehehe...

Tidak menyangka, ketika kemarin malam, 19 Januari 2012, saya membuka web Adira Faces of Indonesia, woohoo, nama saya berada ni urutan nomor 5. Seneng?! Ya pasti...!! Walaupun saya sering mendapatkan hadiah dari berbagai program promosi, namun inilah yang paling membanggakan. Bagaimana tidak, yang sebelumnya menang hanya berdasarkan keberuntungan, namun kali ini berdasarkan usaha dan penilaian, lingkup nasional lagi, hehehe...

Akhirnya, saya menyadari ada suatu kebanggaan jika hobi yang selama ini kita tekuni dapat menghasilkan "sesuatu"... So, buat kamu yang hobi jalan-jalan, cobalah tulis segala pengalaman yang sudah didapat, walaupun merasa kurang pandai menulis dan mengobral kata, hehehe... Siapa tau ada program-program kompetisi lainnya, kamu bisa iseng-iseng mengikutinya dan beruntung seperti saya... :)

Senin, 02 Januari 2012

HEY, JEMBER JUGA PUNYA PABRIK COKELAT LHO...!!

Denah Lokasi Pabrik
Sebenarnya Jember ini daerah yang sangat potensial lho kawan, baik potensi sumber daya alam ataupun potensi wisata yang dapat digali lebih jauh sehingga dapat mendatangkan pendapatan pemerintah daerah setempat. Siapa yang menyangka, di kota kecil seperti Jember ini berdiri Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia yang didirikan oleh Belanda pada tanggal 1 Januari 1911, yang pada saat itu diberi nama Besoekisch Proefstation. Salah satu tujuan didirikannnya lembaga yang saat ini berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia ini adalah melakukan penelitian yang nantinya mampu menghasilkan teknologi di bidang budidaya dan pengolahan hasil kopi dan kakao.

Nah, salah satu tempat penelitian mereka yang menarik untuk kita kunjungi adalah di Perkebunan Renteng, Jenggawah. Sekitar 30 menit berkendara dari pusat kota Jember. Disana selain ada perkebunan kopi dan kakao, juga terdapat pabrik pengolahan kedua komoditi tersebut serta “bengkel” untuk memproduksi berbagai peralatan berat yang digunakan untuk mengolah kopi dan kakao lebih lanjut. Contohnya apa?! Ya peralatan untuk memecah biji kakao, memisahkan kulit ari dengan biji, menyortir biji sesuai ukuran dan sebagainya. Apanya yang menarik coy kalau cuma melihat besi dan orang ngelas?! Jangan salah, yang menarik adalah saat mengunjungi pabrik pengolahan biji kopi dan kakaonya, seperti yang saya lakukan bersama dengan rombongan CouchSurfers Jember di hari Sabtu, tanggal 31 Desember 2011 kemarin.

Tumpukan biji kopi dalam proses (foto : Hasnan Habib)
Biji kakao yang dikeringkan (foto : Hasnan Habib)

Saya sendiri mengetahui jika kita bisa berkunjung ke tempat ini adalah dari tayangan travelling di salah satu stasiun TV nasional. Wah, mereka saja sudah nyampe, masa saya yang lahir dan besar di Jember malah belum pernah kesana sama sekali?! Hehehe... Berawal dari itu, minggu kemarin saya mencari info bagaimana cara berkunjung kesana, prosedurnya gimana dan lain-lain. Maka diperoleh info jika harus membuat surat ijin terlebih dahulu dan ditujukan ke Kepala Puslit Kopi dan Kakao yang berkantor di Jl. PB. Sudirman 90 Jember, sebelah Gedung Bhayangkara. Seketika itu juga saya langsung membuat surat yang berisi tanggal dan waktu kunjungan serta berapa orang anggota rombongan kita. Hanya dibutuhkan waktu satu hari untuk menerima konfirmasi dari pihak mereka bahwa kita dipersilahkan berkunjung. Biayanya berapa?! It’s totally free guys!

Setibanya di pabrik pengolahan kopi dan kakao Jenggawah, saya disambut oleh salah seorang staff mereka yang akan mengantar kita berkeliling dan menjelaskan segala sesuatunya. Banyak sekali informasi yang kita dapat disini dan bebas untuk bertanya. Mulai dari mengetahui jenis-jenis kopi dan kakao, melihat proses pembuatan berbagai mesin dan peralatan serta kegunaannya, melihat proses pengolahan biji, melihat proses dan cara kerja biogas, serta yang sudah kita tunggu, berkeliling masuk ke pengolahan kopi dan kakao hingga menjadi berbagai jenis makanan dan minuman, seperti cokelat batangan, minuman kemasan, bubuk kopi dan sebagainya. Kapan lagi kita bisa melihat semua proses itu secara langsung, betul?! Hehehe...

Mendengar setiap info yang disampaikan pemandu
Proses pembuatan mesin pengolah biji kopi dan kakao

Di dalam pabrik pengolahan kakao sendiri, kita bisa melihat bagaimana biji kakao di “blender”, diayak, dipadatkan, dicairkan, dicampur susu dan gula hingga bagaimana cara mencetak dan mengemas menjadi produk yang siap dipasarkan. Seru lho, di dalam sini ruangan ber-AC jadi tidak gerah ketika harus berdekatan dengan mesin-mesin yang sedang bekerja itu. Gitu doank?! Nggak! Kita bisa mencicipi berbagai hasil setiap proses dan ketika berada di bagian pengemasan, mbaknya ngasih kita tester cokelat, hemmm... Menurut saya, cokelat disini masih diolah dengan sederhana, hanya diberi tambahan susu dan gula, jadi rasa bubuk cokelatnya masih kental terasa. Selain itu, kata bapak guide, karena tidak menggunakan bahan kimia, maka cokelat produksi asli Jember ini cepat meleleh... Bagaimana dengan di dalam pabrik pengolahan kopi?! Tidak jauh berbeda dengan di pabrik kakao, disini kita juga bisa melihat proses dari biji kopi biasa hingga menjadi kopi bubuk dan kopi instan berikut cara pengemasannya. 

Proses pencetakan cokelat batangan
Di bagian ini kita bisa mencicipi cokelat gratis, hehehe...
Ini ruang pengolahan biji kopi

Di akhir tour, kita diajak ke kantin yang menjual hasil jadi olahan dan bebas berbelanja. Ahaaayyy!! Segala macam makanan dan minuman cokelat serta kopi ada disini. Kopi bubuk ada, kopi siap minum ada, apalagi cokelat... banyaaakkk!! Anak kecil pasti sumringah kalo diajak kesini, white chocolate dan dark chocolate tersedia dalam berbagai bentuk dan kemasan, minuman cokelat, kue cokelat, ice cream semua ada dengan harga yang terjangkau. Ini semua produk yang dihasilkan oleh pabrik ini. 

Kantin tempat menjual produk jadi

FYI, mesin-mesin, biji kopi dan kakao yang dihasilkan di Perkebunan Renteng ini sudah dijual hingga ke mancanegara lho. So, untuk kalian yang ingin berwisata edukasi, disinilah tempat yang cocok untuk dikunjungi. Selain memperoleh pengetahuan mengenai kopi dan kakao, kita juga bisa mencicipi kekhasan cokelat asli Jember. Jember itu menarik dan potensial kawan! Jadi, bagi kalian yang mengira Jember hanya punya Papuma, think twice... Tujuan saya selanjutnya, mencoba offroad menggunakan 4 wheel drive dan mengunjungi pabrik pembuatan cerutu yang diekspor hingga ke Eropa, semuanya ada di Jember...