Selasa, 15 November 2011

KETERPAKSAAN KE PULAU NUSA BARONG

Nusa Barong di Kejauhan
Trip kali ini berawal dari keterpaksaan. Kenapa? Alasan pertama, hari sebelumnya saya dari perjalanan ke Pantai Bandealit yang sangat-sangat melelahkan, suer!! Kedua, dana saya di bank menipis, karena banyaknya undangan kawinan di bulan ini dan biaya wisuda, huhuhu... Memang sih saya dan beberapa teman berencana mengunjungi Pulau Nusa Barong yang terletak di sebelah selatan Jember ini, tapi tidak menyangka harus mendadak seperti ini. Gimana gak mendadak, saya ditelpon hari Sabtu sore menjelang maghrib, setelah baru saja merebahkan diri di kasur sepulang dari perjalanan berat ke Bandealit. Daaannnn, bisa ditebak, dengan mudahnya saya terbujuk oleh perkataan Mas Faisol dan Mbak Eja, dua temen yang menelpon saya. Wuft, sepertinya kesaktian mereka untuk menghipnotis orang sudah selevel dengan Romy Raffael, hahaha...
 
Esok paginya, hari Minggu tanggal 13 November 2011, saya harus bangun pagi sekali, sekitar jam 04.00 WIB. Huft, mata sepertinya masih tidak mau dibuka, setelah semalam baru bisa tidur jam 24.00 WIB. Hadaaahh, seperti biasa, saya susah bangun subuh! Akhirnya, dengan sedikit paksaan, saya mandi dan mempersiapkan segala sesuatunya. Air minum (DONE), jas hujan (DONE), baju dan celana ganti (DONE). Oke, saya siap! Dan berangkatlah saya ke rumah Mas Faisol, meeting point kami di Jember. Seperti biasa, karakter orang Indonesia memang sulit diubah. Dari perjanjian awal berkumpul jam 05.00 WIB, molor sampai jam 06.00 WIB, menunggu beberapa temen lainnya.


Jam 06.00 WIB, kita memulai perjalanan. Setelah mengisi BBM di pom bensin Mangli, rombongan berangkat menuju Pantai Papuma. Lho, bukannya jika ingin ke Nusa Barong lewat Pantai Puger yak?! Setelah membaca salah satu postingan di KasKus, ternyata untuk menuju ke Nusa Barong juga bisa melalui Papuma. Selain itu, untuk menghindari Plawangan Puger, dimana sering saya dengar berita perahu terbalik dan sebagainya, membuat paranoid. Finally, setelah berjalan "santai" sekitar 60 km/jam, kita tiba di Papuma jam 07.00 WIB tepat. Parkir motor, sewa beberapa life vest, poto-poto (tetep) setelah itu kita naik perahu yang sudah menunggu. Ayeeee!! Perahu sewaan seharga IDR 1.200.000 - IDR 1.500.000 ini mampu menampung banyak penumpang. Dinaiki rombongan saya yang berjumlah 15 orang saja masih banyak tempat yang lowong. Mungkin taksiran saya sih, perahu ini bisa menampung sekitar 30 orang dan bobot maksimal kurang lebih tiga ton (kata si empunya perahu).


Ahay! Saya bener-bener antusias dengan perjalanan ini. Menyusuri Samudra Indonesia demi menuntaskan rasa penasaran akan keindahan Nusa Barong. Selain itu, menembus samudra dengan perahu motor tradisional juga menimbulkan keseruan tersendiri. Memang, tidak dipungkiri ada sedikit rasa khawatir di awal. "Amankah perjalanan kali ini??!" Saya hanya bisa berdoa dalam hati, hahaha... Berharap gelombang bersahabat dan cuaca cerah. Si bapak nelayan juga pasti menolak untuk berangkat kalau gelombang sedang jelek. Syukurlah, walaupun memang bergelombang, tapi masih dalam kadar aman. Seru!! Badan terombang-ambing. Tidak sedikit pula temen perjalanan saya yang mabok laut! Ciri-cirinya gampang, duduk diam, minim ekspresi, keringat mulai membanjiri wajah daaaannn... JACKPOT! Hahaha... Saya juga ikut-ikutan pusing melihat banyak orang bermabok ria, akhirnya saya ambil posisi duduk di depan perahu dan melihat jauh ke depan. Daripada saya ikut-ikutan dapet jackpot, hehehe... Karena pengalaman ini, saya sarankan jangan lupa minum obat anti mabok, buat jaga-jaga. Di perahu panas gak??! YA JELAS!! Jadi, buat kalian yang gak pengen hitam, jangan lupa memakai sunblock, topi, kacamata hitam, jaket, celana panjang, kaos kaki dan sarung tangan! Wkwkwk.... Kalo saya seh, "Gak ke pantai namanya kalo kulit gak terbakar matahari!", hehehe... Tapi, jangan khawatir kok, masih ada beberapa bagian kapal yang terlindungi dari sinar matahari, jadi bisa buat tempat berteduh.


Pemandangan di perjalanan, selain dimana-mana nampak air laut yang biru (iyalah, namanya juga samudra! -__-a), kita juga bisa menikmati batu karang dan tebing. Bukit kapur di Puger juga nampak putih di kejauhan. Yah, untuk menghilangkan kejenuhan di perjalanan yang hampir memakan waktu dua jam, saya dan beberapa teman yang bertahan asik mengabadikan momen. Sebagian lainnya yang mabok laut, memilih tidur di bawah pelindung seadanya. Jaket dan terpal menjadi pelindung dari sengatan matahari, tas dan gulungan celana atau semacamnya menjadi bantal sementara. Tidak peduli kalo kayu perahu ini sering bersinggungan dengan ikan, yang penting dapet posisi yang nyaman.





Jam 08.45, perahu kita mendarat di sebuah teluk. Teluk Jeruk orang menyebutnya. Widddiihh, pemandangannya ajiiibbb meeennnn!!! Ini dia tipe pantai yang saya suka. Ombak yang tenang, air yang jernih, gradasi warna air yang oke, pasir putih yang lembut dan pemandangan sekitar yang hijau membuat tempat ini LAYAK untuk dijadikan tujuan wisata jika kamu berkunjung ke Jember. Pulau ini tidak berpenghuni. Oleh karena itu, berada disini layaknya kita sedang berada di private beach! Bener-bener masih alami yang jauh dari jangkauan tangan jahil manusia. Kita bisa berenang bebas disini. Kadar garam yang lumayan tinggi, membuat tubuh kita mengapung walau hanya dalam keadaan diam. Ajib bukan kondisi seperti ini??! Dua jam an kita bermain disini. Berenang, makan siang, berjemur dan poto-poto tentunya. Sayang banget jika tidak mengabadikan diri di tempat ini! Temen saya yang sudah pernah ke Pulau Sempu dan Phi-Phi Island saja juga berdecak kagum dengan keindahan yang disuguhkan pantai ini, “Wah, seperti bukan di Jawa yah?”. Hemm, sebuah compliment yang cukup beralasan untuk menggambarkan keindahan Teluk Jeruk ini.





Sekitar jam 11.00 WIB lebih, setelah puas di tempat ini, kita diajak mengunjungi spot lainnya oleh si bapak nelayan. Katanya ada pantai yang lebih bagus lagi. Jaraknya? Sekitar 45 menit berlayar dari Teluk Jeruk ini. Dan, setelah 45 menit berpanas-panas ria di dek kapal, kita sampai di sebuah pantai. Bedanya, garis pantai disini lebih panjang dan pasirnya jauuuhhhh lebih halus! Setelah dibandingkan dengan koleksi pasir pantai saya (Balekambang, Pulau Sempu, Papuma, Slopeng dan Lombang) ini yang paling putih dan halusss… Kebayang gak?! Jadilah waktu itu, kita kembali menceburkan diri di birunya air laut walau tidak selama di Teluk Jeruk.



Jam 13.30, kita kembali pulang. Yah, liburan kali ini harus berakhir. Saking panas dan capeknya, saya rebahan dan tertidur di bawah terpal dengan beralaskan gulungan celana temen saya, hehehe… Gelombang pulang tidak seheboh pas perjalanan di pagi hari. Kali ini lebih smooth. Dan bisa dipastikan, tidak ada temen saya yang dapet jackpot! Ketika terbangun dan bercengkerama dengan beberapa temen, saya mendapat sebuah kejutan pamungkas. Seekor ikan paus menampakkan dirinya, menyemburkan air ke permukaan! Ya, paus seukuran perahu kami! Hahaha… Kejutan yang menarik, membuat temen-temen yang tertidur langsung terbangun karena teriakan kaget kami melihat paus!! Setibanya di Papuma, karena perut lapar, kita melanjutkan makan ikan bakar di warung Pak Yet. Seekor ikan putihan besar menjadi penutup trip kita hari itu.



Wuhh, bener-bener suatu pengalaman trip yang luar biasa! Walaupun kulit terbakar dan menghasilkan efek seperti kepiting rebus, saya puaaasss!!! Setelah hidup dan tinggal di Jember selama 24 tahun, akhirnya saya menemukan the best spot in town!! PULAU NUSABARONG! Setelah sekian lama memendam keinginan dan berawal dari keterpaksaan, akhirnya saya terpuaskan. Terima kasih buat Mas Faisol dan Mbak Eja yang telah memaksa saya untuk joint di trip kali ini, hehehe… Lain kali saya PASTI berlibur ke pulau ini! So, buat kalian yang berencana ke Jember, jangan lewatkan untuk berkunjung ke pulau ini. Gak perlu khawatir akan kedahsyatan ombak Samudera Indonesia, karena nelayan disana juga bakal nolak kalau insting mereka mengatakan ombak terlalu bahaya. Selamat menjelajahi Pulau Nusa Barong kawan…!!



RESORT DI ATAS AWAN

Gak salah kalau saya menyebut kawasan Resort World Genting ini sebagai resort di atas awan. Kenapa?! Karena kawasan ini dibangun di atas pegunungan dengan ketinggian sekitar 2000 kaki di atas permukaan air laut. Seluruh bangunan ini sepertinya tidak memerlukan AC, karena suhu rata-rata sepanjang tahun adalah 20 derajat Celcius. Pas saya kesini, wuiihh, dinginnya tidak membuat mata jadi ngantuk, hahaha…


Untuk mencapai resort ini, pengunjung dapat menggunakan dua jalur. Pertama menggunakan kendaraan pribadi dan menyusuri jalan aspal yang ada hingga mencapai puncak. Kedua, kamu bisa naik dengan menggunakan cable car yang tersedia setiap saat. Dengan isi maksimal delapan orang, cable car ini siap mengantar setiap pengunjung ke atas. Saya menggunakan jasa cable car ini untuk perjalanan awal. Mungkin diperlukan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai Genting Highland. Selama perjalanan di atas, kamu bisa melihat pemandangan hijaunya pegunungan dan merasakan ketenangan sesaat, hehehe… Aman kok, jadi buat kamu yang takut ketinggian, gak perlu resah dan gelisah (kayak lagu jadul aja, hahaha…). It’s totally safe! Mungkin terasa sedikit geronjalan ketika melewati setiap tiang penyangga. Selain itu, cable car ini bener-bener menembus awan…!



Sesampainya di atas, widih udara nya bener-bener “seger dan sejuk”, termometer dinding menunjukkan angka 21 derajat Celcius. Sepertinya saya salah kostum, dateng kesini dengan memakai kaos tipis, celana pendek dan sandal! Hahaha… Tapi untunglah, badan saya cepat menyesuaikan diri. Di Genting Highland ini terdapat berbagai macam atraksi dan permainan (disini ada dua theme park, indoor dan outdoor), enam hotel (bintang 3 sampai bintang 5), ruang konser serta ratusan toko dan restoran. Jadi disini seperti all in one entertainment spot. Bisa untuk seluruh keluarga, mulai anak-anak sampai kakek nenek.





Hemm, ketika saya berada di dalam gedung, banyak terlihat restoran dan toko-toko layaknya mall. Disini juga banyak terlihat mainan anak-anak. Seperti mesin ding-dong dan permainan-permainan modern lainnya. Sepertinya indoor theme park disini dikhususkan untuk anak-anak, walaupun ada beberapa wahana yang “lumayan” ekstrem, tapi masih aman dimainkan oleh anak-anak. Ditambah pula dengan berbagai patung dan pernak-pernik lainnya yang unyu-unyu, hehehe…




Nah, di bagian luar ini yang seru, outdoor theme park. Disini banyak wahana menantang, antara lain : Pirate Ship, Spinner, Rolling Thunder Mine Train, Sungai Rejang Flume Ride, Space Shot, Flying Coaster dan sebagainya. Kebetulan karena waktu yang singkat, saya hanya mencoba Flying Coaster. Wah SERUUU!! Kita tidak duduk sebagaimana roller coaster lainnya, tapi posisi kali ini tidur, layaknya Superman yang sedang terbang! Pengalaman baru yang bener-bener mengasyikkan. Udara dingin membuat tubuh gemetar, hehehe…



Setelahnya, saya kembali ke rombongan dan melanjutkan perjalanan ke LCCT untuk kembali ke Indonesia. Hemm, bener-bener pengalaman yang tidak mungkin saya lupakan. See you KL!