Jumat, 17 September 2010

Papuma Part XXX

Script   : Andreas Dwi Setiawan, Photo   : Dwi Putri Ratnasari
Crew    : Arya Pradipta, Andina Rizka Ardiani

Senin, 13 September 2010


Perjalanan kali ini bermula dari ketidak relaan menghabiskan jatah libur Idul Fitri, yang begitu berharga bagi seorang pekerja kantoran seperti saya, hanya “bersemedi” di rumah saja. Bayangkan, libur 5 hari hanya dihabiskan dengan berdiam di kamar, utak-atik laptop (maklum, mainan baru ^^), nge-game, denger mp3, makan, ngemil, nonton tv dan tidur!!! Pekerjaan yang amat sangat klise dan monoton. Ditambah pula “iming-iming’ teman kantor yang pada mau mudik, bahkan ada yang berniat ke KARIMUNJAWA! Tiiidddaaakkkkk….!!!! Sungguh malang nasib saya…! :’(
Sebenarnya, rencana awal saya dan beberapa sohib saya bukan ke Papuma, melainkan ke Taman Nasional Baluran di Situbondo. Yah, karena pada waktu itu Jember diguyur hujan yang tidak menentu, kadang deras, kadang hanya rintik-rintik, kadang siang, kadang sore, akhirnya salah satu sohib saya menyarankan untuk ke Papuma saja. “Kenapa Papuma lagi??’ (tanya saya dalam hati). Tetapi, jawaban dari pertanyaan tersebut amat simpel, selain jarak yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Jember, sekitar 1 jam bermobil kearah Selatan, tepatnya di daerah Wuluhan, juga karena di Jember tidak ada lagi tempat wisata yang layak mendapat “akreditasi A” selain Papuma (menurut saya). Kadang saya berpikir, kenapa pemimpin daerah hanya memperbanyak pusat pertokoan yang pada akhirnya tidak dapat dikelola dengan jenius (semisal Jember Trade Center, yang sekarang jadi “spooky building” di tengah kota), bukannya mengundang investor buat membangun Wartebom atau Jatim Park 3, atau Taman Safari 4, bla..bla..bla…
Hari-H, 13 September 2010, pkl. 07.30, saya beserta 3 sohib saya (Dipta, Putri, Gomez), berangkat ke Papuma. Seperti biasa, setiap kali akan bepergian jauh, terutama dalam rangka liburan, membuat saya begitu excited, walaupun saya sudah sering mendengar berita bahwa Papuma di waktu liburan, apalagi libur hari raya, pasti super duper rame, bahkan tahun lalu, akses jalan ke dan dari Papuma macet total!! Kenapa? Jawabannya ada di atas!
Sesampai di daerah Jenggawah, kecamatan sebelum Ambulu, kita berpapasan dengan banyak sekali anak-anak muda dan bapak-ibu-anak berboncengan sepeda motor yang searah dengan kita. Apakah yang saya khawatirkan tentang kondisi Papuma memang bener-bener terjadi?! Saya dan teman saya  hanya bisa berpositif thinking, “Ah, mungkin mereka bukan ke Papuma, tapi ke Niagara Waterpark, sebuah taman air mini yang tergolong baru, yang sama-sama berada di Ambulu, but we’ll see, hehehe…”. Eh, belum lama setelah itu, saya melihat di sebelah kiri, ada sebuah pickup yang bagian belakangnya telah terisi full oleh manusia, mungkin sekitar 10-15 orang!!! Tua-muda, pria-wanita, dempet-dempetan jadi satu. Damn! Pikiran saya menerawang jauh ke depan, gak kebayang gimana ramenya Papuma saat itu…
Pkl. 09.00 WIB, kita sampai di kawasan Watu Ulo, pantai yang sejajar dengan Papuma, yang dikelola oleh Pemkab Jember. Bukannya langsung ke Papuma, kita lebih memilih pantai yang berada di area perkampungan nelayan, tempat yang telah 2 kali saya kunjungi sebelumnya. Meskipun tidak berpasir putih halus layaknya Papuma, tapi saya melihat adanya keunikan suasana tersendiri disana, dengan adanya tebing batu karang dan gumuk. Tempat ini juga spot yang bagus buat penggila mancing. Orang kesini pasti tujuan utamanya ya mancing, bukan seperti kita, yang mencari tempat unik buat jadi background foto dan difoto! Hahaha…. Buat temen-temen yang “sealiran’ dengan kita, lokasi ini saya rekomendasikan. Arahnya lurus aja dari pertigaan arah ke Watu Ulo, masuk ke perkampungan penduduk yang ada, selain itu, yang membuat menarik adalah FREE TICKET a.k.a GRATIS,,, tidak ada tiket masuk, pemandangan oke, hanya dikenai ongkos parkir Rp 4.000,00, itupun hanya karena momen Lebaran. 

Puas mengeksplor tempat tersebut (lagi), kita berempat melanjutkan ke Papuma, tujuan utama liburan kali ini. Kita melalui jalan tembusan, yang langsung menuju loket Papuma, tanpa harus melewati Watu Ulo, biar gak bayar tiket dobel! Hahaha… Wah, ternyata jalanan sudah diaspal dengan baik, terakhir kali saya melewati jalan ini, kondisinya masih tanah berbatu dan berdebu.


 Sekitar 10 menit perjalanan, antrian panjang sepeda motor terlihat mengular di depan loket. Papan pengumuman bertuliskan “harga tiket Rp 7.500,00/orang, Rp 2.000,00/mobil dan Rp 1.000,00/motor” terpampang jelas. Tapi saya heran kepada petugas yang menghampiri kami, 4 orang + 1 mobil bukannya ditarik 32rb, malah ditarik 34rb! Yah, saya ikhlaskan sajalah mengingat mumpung lebaran, walaupun ada sedikit rasa tidak rela (maklum mahasiswa akuntansi ^^). Sampai di pantai Papuma, wuiihhh,,,,, bener-bener, apa yang saya pikirkan terjadi. Manusia ada dimana-mana, bikin nyesek, gak pengunjung, gak penjual makanan, gak penjual asongan, gak orang pacaran, gak pelaku mesum, kumpul jadi satu! Pfiuh… (gimana caranya dapet background foto yang oke kalo gini! ;p). Tapi dengan segala pengalaman kita, tetep aja bisa mengatasi hambatan tersebut! AHAY!!!


Di sana waktu berjalan begitu cepat, kita bener-bener kalap, jepret sana, jepret sini. Dan sekitar jam 2 siang, kita chao dari Papuma. Yah walaupun lebaran bukan momen yang tepat buat ke Papuma, tapi saya tetap menikmatinya. Papuma gak kalah sama Dreamland di Bali, atau pantai-pantai di sekitar Gunung Kidul! Bahkan kalau pemkab bisa mengundang investor buat mengelola tempat ini jadi lebih baik, saya yakin, Papuma bakal jadi saingan Phuket atau Phi-phi Island di Thailand! Dengan segala spot yang unik, membuat saya begitu mencintai pantai kebanggaan warga Jember ini…

 "I LOVE PAPUMA, I LOVE JEMBER!!!"