"Apa sih yang bisa dijual dari Jember, selain tempat wisata yang sepertinya cuma mengandalkan keelokan Papuma?!" Pertanyaan tersebut sering hinggap di pikiran saya ketika ada teman dari luar kota yang mampir ke Jember. Hemmm, mungkin tempat ini bisa dijadikan referensi yang bagus, “Wedang Cor Perhutani”. Ya, tempat ini layak dijual bahkan bagi bule yang lagi nyasar ke kota kecil ini, haha… Karena mampu menawarkan kehangatan dan keramahan dalam satu paket sekaligus.
Pertama kali saya kesana sekitar pertengahan tahun 2010 lalu, diajak teman kampus. Awalnya memang karena penasaran, seperti apa wujud dari wedang cor ini, namanya terdengar aneh di telinga saya. Lokasinya terletak di belakang Kantor Perhutani Jember, daerah Sumbersari sana, arah ke Banyuwangi. Saya sendiri kurang hafal alamat tepatnya, hehehe… Pokoknya masuk gang di sebelah kantor Perhutani persis. Terus saja tanpa belok, sampai ketemu keramaian yang “kurang lazim” untuk sebuah perkampungan, hehehe… Warung ini buka mulai jam 17.00 WIB sampai sekitar jam 02.00 WIB dini hari.
Pas tiba di lokasi, widddiiiihhh… Rame banget!! Kayak orang punya hajatan, tanpa dentuman musik, hanya suara orang-orang berbincang dan sebagian tertawa lepas. Sepeda motor sudah banyak terparkir, tikar yang disediakan di sepanjang jalan juga nyaris full. Warungnya sendiri hanya menempati gubuk kecil, mirip pos ronda, tapi pengunjungnya itu lho yang bikin heran, tua muda, laki-laki perempuan, semua ada. Semakin membuat saya penasaran.
Rame bangeeetttt....!!! |
Setelah dapat tempat, saya langsung memesan wedang cor ini dan ditanya “biasa apa dobel mas?”, “hah, kok ada dobel buk?”, “iya, kalo dobel tapenya dua bungkus…”. Ow, ternyata di dalam minuman ini dicampur tape ketan, “biasa aja buk…”, baru pertama kali nyoba gak usah macem-macem, pikir saya dalam hati, hehehe… Saya perhatikan tuh cara membuat minuman yang mampu menyihir banyak orang untuk berkumpul disini. Ternyata, minuman ini terdiri dari campuran antara tape ketan hitam, susu kental manis dan air jahe panas, fresh from the stove! Hahaha… Kenapa dinamai wedang cor?! Mungkin cara ngaduk berbagai campuran itu seperti orang yang sedang ngecor semen! Pyok…pyok…pyok… diaduk dengan penuh semangat! Di hadapan saya, juga terdapat berbagai gorengan pendamping minum wedang cor ini, ada tempe goreng, pisang goreng dan tahu petis. Hemm, yummy nih kayaknya, malem-malem makan dan minum yang anget-anget, “nanti tolong dianter sama gorengannya sekalian ya pak, campur…”, pinta saya kepada si bapak penjual.
Gak lama saya menunggu, segelas wedang cor, sepiring gorengan dan petis diantar. Langsung saya cicipi, ternyata enak! Hangatnya jahe, manisnya susu kental manis dan asemnya tape bercampur jadi satu. Menghadirkan rasa yang unik di mulut. Ditambah dengan ngemil gorengan dan ngobrol ngalor ngidul bersama kerabat, waktu serasa cepat berlalu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar