Banyak cerita tentang Jogja yang ada di dalam otak saya, salah satunya adalah masalah kuliner. Kita tahu bahwa Jogja tidak hanya kaya akan wisata budaya, tapi disana juga buanyak makanan-makanan enak yang wajib dikunjungi dan beberapa diantaranya pernah diliput oleh stasiun televisi nasional. Ketika di Jogja, saya sangat antusias diajak ke beberapa tempat makan dan mencoba menu andalan masing-masing tempat, mulai dari angkringan di pinggir jalan, cafe sampai ke restoran. Tentunya saya hanya antusias diajak makan makanan khas daerah setempat. Kan gak seru saya beli batagor atau pempek di Jogja. Salah tempat! Hehehe… Ternyata waktu empat hari belum cukup buat saya mencicipi makanan yang haujek di Jogja, hanya beberapa tempat yang berhasil saya kunjungi. Ini beberapa foto makanan dan minuman yang berhasil masuk ke perut saya, selain yang saya makan di Bale Raos, cekidot…
Nasi Kucing Angkringan KR |
Porsi nasi kucing ini tidak begitu mengenyangkan, perlu minimal empat bungkus untuk membuat perut kenyang. Di dalamnya sendiri sudah ada oseng-oseng tempe yang dimasak agak pedas. Kalau sate usus dan tahunya seperti rasa pada umumnya dengan dominasi rasa manis...
Jamur Crispy Semesta Cafe |
Oseng - Oseng Mercon |
Ini salah satu kuliner tujuan saya, oseng-oseng mercon. Gak tau alamat pastinya dimana, katanya sih ini oseng-oseng mercon yang pertama ada di Jogja, dedengkotnya lah. Kenapa kok dinamai mercon? Ya karena rasa pedesnya itu! Pada awalnya terbuat dari irisan daging sapi, tapi lama-kelamaan sampai saat ini, daging sapi digantikan oleh kenyalnya kikil sapi. Gak tau alasannya kenapa... Rasa pedasnya mampu membuat saya mengeluarkan air mata (sedikit) haha... Bener-bener pedas! Tapi enak secara keseluruhan, rasa manis dari kecap dan sedapnya bumbu bercampur jadi satu... Hmmm, yummy!
Gudeg |
Sebenarnya saya kurang menyukai gudeg, apalagi gudeg original Jogja, karena rasa manis ada dimana-mana. Ya, karena saya di Jogja dan Jogja itu identik dengan gudeg, maka dari itu saya wajib makan gudeg. Hahaha...
Bakmi Jawa Pak Rakiman |
Selama di Jogja, saya juga sering membaca nama masakan ini di daftar menu beberapa lesehan, membuat saya ingin mencicipinya. Bakmi yang saya kunjungi ini sudah ada sejak tahun 1971. Warung ini ada di emperan toko dengan tikar sebagai alas duduk. Tepatnya di Jl. KHA. Dahlan Ps. Suryobrantan. Santai sekali ketika menikmati bakmi ini langsung di warungnya, apalagi ketika itu saya makan dengan iringan lagu dari pengamen jalanan, hemm... saya benar-benar ada di Jogja! hehehe... Rasanya sendiri gurih manis, dengan campuran bihun, irisan tomat, daun bawang, bakwan goreng dan telur orak-arik.
Wedang Ronde |
Satu lagi yang ingin saya cicipi langsung di Jogja, wedang ronde. Saya sendiri sudah sering menikmati kehangatan ronde di Jember, tapi masih penasaran dengan ronde yang ada di Jogja. Isinya sih gak jauh beda, ada bulatan ronde yang berisi kacang dicampur sedikit gula merah dan irisan kolang-kaling disiram oleh kuah jahe yang hangat. Lebih minimalis daripada ronde yang sering saya makan di Jember.
Bruschetta Via - Via |
Terakhir, ketika saya mampir di salah satu cafe di kawasan Prawirotaman. Cafe ini banyak didatangi bule-bule, mengingat terletak di kawasan yang banyak dibangun hostel, tempat para backpacker menginap selain Sosrowijayan. Masakan khas Italia ini berbahan baku roti, mirip garlic bread yang pernah saya makan di Pizza H*t, namun berbeda topping. Di atas roti, diberi adonan tomat yang dicampur dengan smooked beef, irisan kecil bawang bombay dan keju. Biasa sebenernya. Lho, katanya makan makanan Jogja, tapi ini kok malah makanan Italy?! Hanya sebagai referensi lain saja ketika nongkrong di tempat yang beda, sedikit internasional, hehehe...
ndreeee bikin classifikasi kek gini ya apa carane??
BalasHapus