Selasa, 02 Agustus 2011

KEKEL SMP 2


Memang ya, kalau mencari makanan enak dan pas di mulut itu gak peduli lokasi. Makanan di restoran ataupun hotel berbintang tidak menjamin akan haujek nya suatu masakan. Seperti tempat makan satu ini yang sering saya kunjungi. Berlokasi hanya di sebuah gang kecil di sebelah SMPN 2 Jember, warung dengan spesialis sop kekel (kikil) sapi ini tidak pernah sepi pengunjung. Padahal hanya dengan tempat seadanya, meja yang terbatas dan kekurangan-kekurangan yang lainnya, tidak membuat saya berhenti untuk mengunjungi warung ini. Janganlah melihat bagus tidaknya tempat, tapi rasakan bagaimana lezatnya masakan yang disajikan. Hahay!


Pada awalnya saya memang tidak menyukai bahkan tidak ingin mencicipi bagaimana rasa kikil sapi. Saya memang anti dengan segala bahan makanan yang lembek dan kenyal, seperti kulit, tulang muda, ceker dan lain-lain, termasuk kikil sapi. Tapi pada saat itu, di tahun 2010-an, setiap kali saya berhenti ketika lampu merah menyala di perempatan SMPN 2 Jember, saya menoleh ke sisi kanan dan munculah rasa penasaran, “warung kekel ini kok mesti rame ya??!”. Maka, keesokan harinya saya mencoba mendatangi warung tersebut. Awalnya hanya coba-coba saja, toh biarpun nanti gak suka, ada mama yang pasti akan menghabiskan, hahaha… 

Begitu mencoba, widiiihhh saya langsung jatuh hati pada masakan ini! Dari awalnya yang tidak suka kikil sama sekali, langsung berubah haluan 180 derajat! Haha… Ternyata rasa kikil disini tidak begitu mengerikan seperti apa yang saya bayangkan. Kuahnya bening, kaya akan rempah-rempah dan yang paling menonjol, ladanya itu lho yang membikin hangat di tenggorokan. Sangat pas disantap kala cuaca dingin ataupun sedang terserang flu. Segerrrrr banget!! Tidak seperti sop kikil Betawi yang kuahnya bersantan, sehingga menimbulkan rasa eneg. Dan mungkin hanya makan kikil di warung ini saya bisa menghabiskan dua piring nasi dengan porsi penuh! Sungguh nikmat dan bikin nagih…!
Ini Pelaku Yang Bikin Orang Addicted









Saran saya, untuk yang baru pertama kali datang ke warung ini, janganlah heran dengan perlakuan “aneh” si penjual, terutama si mbak. Ya, warung ini dikelola oleh satu keluarga, si bapak sebagai pencatat pesanan, si ibu yang memasak dan si anak yang bertugas menyiapkan pesanan, serta dibantu oleh beberapa kerabat lainnya. “Aneh” yang saya maksud disini adalah masing-masing dari ketiga orang tersebut punya karakteristik berbeda-beda. Si bapak yang ngebanyol abis, si ibu yang rada jutek dan si anak yang super duper judes dan jutek! Gimana tuh penekanan katanya?! Mantab bukan?! Hahaha… Jika Anda memesan kepada si ibu, apalagi si mbak, maka seolah-olah Anda memesan kepada patung atau sedang berbicara dengan tembok! Yah, separah itulah yang saya rasakan! Si mbak tetep melakukan pekerjaannya tanpa respon apapun, bikin dongkol di hati memang, mungkin suruhan dukun kali ya, biar tetep laris, hehehe… Kalaupun saya sering kembali ke tempat ini tidak lain karena rasa masakannya yang luarrrr biasa, “MAKNYUS” kata Pak Bondan. Kalau rasa cuma pas-pasan, saya jamin 110%, saya akan hapus warung kikil ini dari list saya… :D


 

2 komentar:

  1. buset... sore sore baca postingan ini pengen buru buru nabuh bedug dahhh....

    klo di Jombang sendiri ada daerah yang terkenal dengan Kikilnya, jadi jalanan penuh dengan pedagang kikil, namanya Kikil Mojosongo. Sedihnya sampai sekarang gue blom nyobain satupun :(

    *ngiler pengen makan monitor ^___^

    BalasHapus
  2. Oya?! pasti semuanya kalah ma rasa kikil ini! :D sayang ya, lu keburu pulang, coba pulang malam pasti gw ajak ke tempat ini...! heheh...

    BalasHapus