Anda penggemar burung dara?! Pernah makan di warung burung dara di daerah Pecoro, Rambipuji, Jember yang terkenal itu?! Sekarang tidak perlu jauh-jauh lagi untuk menikmati gurihnya burung dara olahan warung di Pecoro tersebut, karena “WARUNG MERPATI” Pecoro membuka cabang di daerah Ajung, tepatnya di Jl. HM. Thamrin 97 Gladak Pakem, Jember (tapi gak beda jauh sih sebenarnya, jarak antara Jember kota-Ajung vs Jember kota-Rambipuji, hehehe…). Untuk mudahnya nih ya, kalau dari arah kota, Anda lurus saja ke arah perempatan lampu merah Pasar Mangli, kemudian ambil jalur kiri ke arah Ambulu. Nah dari sini lurus saja, setelah bertemu lampu merah pertama, Anda ambil arah ke kiri. Sekitar 1 Km dari lampu merah tersebut, di sebelah kanan ada pondok makan yang terbuat dari bambu. Agak menjorok ke dalam memang, tapi tenang saja, di seberang jalan sudah ada baliho lumayan besar sebagai penunjuk lokasi makan tersebut.
Berbeda dengan pusatnya yang ada di Pecoro sana, tempat yang berada di Ajung ini lebih asyik dibuat nongkrong bersama teman atau keluarga. Menggunakan konsep bambu dan berada di pinggir kebun rambutan (sepertinya ;p) akan membuat betah siapapun yang berkunjung ke warung ini, ditambah lagi dengan adanya lesehan akan membuat suasana makan Anda semakin mantap. Juga tersedia meja dan kursi kok bagi Anda yang cepat merasa kesemutan, kram dan sejenisnya jika harus duduk bersila. Hehehe… Selain itu, warung ini bersih, saya melihat meja dan saung lesehan bebas dari kotoran.
Penampakan lesehannya |
Kalau yang ini non-lesehan ;p |
Warung ini tidak hanya menjual burung dara saja, tapi juga ada pilihan makanan lain seperti ayam goreng, pecek lele, bahkan pempek Palembang sekalipun. Tapi namanya juga “WARUNG MERPATI” ya jelas saya memesan menu spesial disini, burung dara / merpati goreng lengkap dengan sambal terasi dan lalapan. Dengan harga hemmm, sekitar IDR 20K (exc. nasi, lalapan dan sambel) Anda sudah bisa menikmati gurihnya burung dara goreng ini. Saya mengeluarkan duit kurang lebih IDR 27K untuk menikmati secara komplet dengan nasi, lalapan, sambel terasi dan segelas es jeruk. Mahal?! Itu tergantung bagaimana tiap orang menilai, tapi sesuai kok dengan rasa yang bakal Anda nikmati, jadi gak terlalu menyesal lah mengeluarkan duit segitu banyak cuma buat makan burung dara, hehehe…
Sekilas ulasan saya, burung dara disini digoreng dengan pas, maksudnya, bagian kulit kering tapi bagian dagingnya tetap empuk, gak ikut-ikutan garing. Bumbunya sendiri sedap gurih, menyerap hingga ke dalam. Sambalnya top markotop (seperti Pak Bondan bilang), pedas, gak kebanyakan tomat dan terasinya begitu terasa. Hemmm, maknyus lah… Selain itu, saya juga mencicipi pecek lele, hidangan ini juga sama enaknya, menurut saya. Lele nya digoreng kering dengan dibaluri bumbu yang begitu terasa di lidah, bagian ekornya malah saya makan, crunchy soalnya! Hehehe….
aduh sayang ye gue gak demen burung dara, pernah dibawain burung dara goreng, gue pikir ayam goreng, langsung tak embat dan langsung muntah, ndak tau rasanya kok eneg ya, pdhl ayam doyan.
BalasHapusmemang, daging burung dara setipikal dengan daging bebek. Kalo gak pinter ngolah, bisa muncul rasa "aneh" yang bisa bikin eneg...
BalasHapus