Tidak disangka, dengan adanya JFC X kali ini memberikan kesempatan bagi saya untuk mencoba pengalaman baru dengan menjadi host (istilah bagi orang yang menampung tamu di komunitas CouchSurfing). Banyak email yang masuk ke akun saya ataupun ke grup Jember yang saya follow 2 minggu sebelum hari H. Beberapa anggota CS dari berbagai kota diantaranya Surabaya, Jombang, Mojokerto, Malang, Jakarta, Situbondo dan lain-lain berencana datang ke Jember dan rata-rata diantara mereka mencari host yang dapat menyediakan kamarnya untuk mereka. Berhubung rumah saya kecil, jadi saya hanya mampu menampung 1 orang saja, dan untuk lainnya saya berusaha mencarikan tempat penginapan bagi mereka.
Beruntunglah saya sudah mem-follow Jember Banget (selanjutnya saya singkat JB) melalui Facebook. Saya membaca di akun tersebut bahwa si admin, yang belakangan saya tahu namanya Mbak Eja, berusaha mengumpulkan data hotel, kamar kos ataupun kamar di rumah yang bisa menampung orang-orang yang datang ke Jember. Karena dipastikan bahwa tingkat hunian hotel bakal meningkat drastis dan sulit untuk mendapatkan kamar yang available. Langsung saja sore itu ketika ada teman dari Jombang mengatakan kepastiannya pergi ke Jember, saya segera menghubungi Mbak Eja dan langsung ketemuan di Markas JB, di daerah Jl. Anggrek, kawasan lampu merah SMP 2 Jember. Ternyata Mbak Eja bersedia menampung mereka di bekas bengkel JB yang lama, legalah saya... Si mbak ini orangnya ramah banget, seru dan bicara hampir gak ada jeda, mungkin karena alasan itu dia dulu jadi penyiar radio, hahaha... Tapi secara pribadi, saya kagum dengan Mbak Eja ini, kesan yang saya tangkap, dia punya passion yang begitu besar dan bangga menjadi bagian dari masyarakat Jember. Dia bersama suaminya begitu getol mempromosikan dan berusaha untuk memajukan Jember, ya salah satunya dengan membuat clothing line yang bertema Jember, coba deh cek disini....
Sabtu, 23 Juli 2011,
Hari ini total ada 7 teman yang datang ke markas JB. Dua orang dari Surabaya, satu orang yang ternyata kawan lama Mbak Eja sekaligus CS dari Situbondo, dan empat orang berasal dari Jombang dan Mojokerto. Ramailah markas JB malam itu. Planning malam itu adalah berkeliling Jember dan mencoba kuliner khas Jember, karena hampir semua teman yang datang belum pernah menginjakkan kakinya di Jember terbina ini. Mbak Eja akhirnya mengajak ke Resto Anggrek, sebuah cafe yang berada di bilangan Mastrip dengan setting saung-saungnya. Setelah itu, kita nge-cor di belakang Perhutani, menikmati minuman khas Jember yang komposisinya terdiri dari susu kental manis, air jahe dan tape ketan. Membuat malam keakraban saat itu semakin hangat... Preeettt! Hahaha...
Minggu, 24 Juli 2011,
Pukul 03.00 WIB
Wuuiiddiiihh... Pagi-pagi buta saya harus bangun untuk menuju Papuma, padahal kemarin siang sudah kesana mengantar si Andi hunting foto plus baru bisa tidur malam jam 12 lewat! Mata susah dibuka dan udara pagi begitu menusuk tulang. Tapi saya harus bangun menemani teman-teman baru saya, ada suatu kewajiban yang tidak tertulis bahwa saya sebagai tuan rumah harus membuat tamu-tamu saya terpuaskan. Akhirnya, dengan sedikit paksaan, berangkatlah saya menuju markas JB berboncengan dengan Andi. Pkl. 03.30 kita bermobil menuju Papuma, berharap mengejar sunrise dan bisa balik ke Jember sebelum jalan protokol ditutup, mengingat siang hari adalah pelaksanaan JFC. Melihat sunrise di Papuma baru kali ini saya lakukan, wiihhhh... Keelokan langit pagi begitu membelalakkan mata. Sumpah keren banget!! Tidak rugi saya bangun dini hari, melawan rasa kantuk, air yang sedingin es dan udara yang begitu menusuk tulang. Sungguh-sungguh worth it!
Pukul 10.30 WIB
Teriknya matahari siang itu, tidak menyurutkan semangat kita untuk menonton JFC X dengan tema Eyes On Triumph ini, event yang sudah teman saya nanti-nantikan semenjak mereka tiba di Jember. Seluruh warga Jember dan kota-kota lain membaur membanjiri alun-alun dan sepanjang jalan yang akan dilewati defile. Bahkan ada satu keluarga yang saya lewati, menggelar tikar dan membawa banyak rantang kemudian makan di pinggir jalan! Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa JFC benar-benar suatu event yang wajib ditonton dan patut dibanggakan oleh masyarakat Jember. Berdiri di bawah teriknya matahari, berdesak-desakkan dan berjam-jam menunggu defile-defile melintas merupakan suatu keseruan tersendiri. Penampilan dan kreasi para talent luar biasa menakjubkan, adanya pagar pembatas pada mulanya merupakan hal baru yang memiliki nilai plus, karena dapat menertibkan penonton. Tetapi persiapan yang sudah matang tetap saja ada celah yang bisa dikritik. Dari lemahnya pengamanan sepanjang jalan, tidak tertibnya penonton, molornya jadwal dan lain-lain membuat JFC kali ini berwarna. Semoga tahun-tahun berikutnya pelaksanaan event berkelas dunia ini semakin baik dan teman-teman luar kota saya tidak kapok untuk menyaksikannya lagi, lagi dan lagi…
Pertemuan 2 hari terkahir kali ini benar-benar membuat saya terkesan. Walaupun pada awalnya tidak saling kenal dan hanya berkomunikasi melalui sms, tidak membuat kami kagok ketika harus bertemu dan berbaur antara satu dengan yang lainnya. Kami bagaikan sekumpulan teman lama yang mengadakan suatu reuni kecil-kecilan. Saya merasa bergabung dengan komunitas seperti ini sangat bermanfaat karena selain memperoleh kenalan baru, juga sebagai selingan diantara rutinitas sehari-hari yang menjemukan.
wehe seru seru seruuu... gak rugi datang jauh jauh dari jombang ke jember karena jember itu jember bangettttttttt ^_____^
BalasHapussukur deh kalo gitu...! :D terima kasih juga sudah memberikan pengalaman baru dan mempertemukan anggota CS jember yang selama ini gak pernah ketemu! ^__^
BalasHapusSeru pisan cak! Jadi inget dl Aq juga giat berjuang ambil fotonya JFC,, seru begete dah ;D
BalasHapustahun ini gimana?! Nonton lagi?! Saya berencana juga mengadakan tur sehari ke beberapa tempat wisata pas hari sabtu sebelum JFC XI. Kalo mo gabung, bisa menghubungi saya... :)
BalasHapus