Madakaripura. Ahay, akhirnya saya berhasil mengunjunginya! Setelah di medio 2009 lalu saya hanya balik kucing karena ada suatu kepentingan yang lebih mendesak. Sabtu, tanggal 03 Desember 2011 kemarin, saya bersama empat orang sahabat mengunjungi air terjun ini. Lagi-lagi ini hanyalah perjalanan dadakan dan "keterpaksaan". Kenapa? Karena perjalanan ini bermula dari ancaman salah satu temen yang ngambek. "Pergi kesana atau saya turun di depan dan pulang ke Jember!!", begitu ancamnya, hahaha... Tapi, saya bersyukur karena ancamannya itu, saya berhasil melihat pesona yang ditawarkan Madakaripura, hehehe...
Madakaripura sendiri adalah air terjun yang terletak di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang, Probolinggo. Konon, air terjun ini adalah tempat bersemedi Patih Gajah Mada. Tidak sulit menemukan lokasi wisata ini karena ada papan petunjuk besar di pinggir jalan yang bertuliskan "Air Terjun Madakaripura 5 km".
Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan hijaunya pepohonan di lereng bukit. So, walaupun jauh, kita tidak akan jenuh menyusuri jalan yang ada. Pohon, berbagai tanaman dan sejuknya udara membuat perjalanan terasa mengasyikkan, jauh dari ruwetnya daerah perkotaan. Aksesnya bagaimana? Jalan menuju lokasi ini sudah beraspal. Walaupun semakin mendekati lokasi jalanan semakin sempit, namun masih bisa dilalui mobil dengan lancar.
Madakaripura sendiri adalah air terjun yang terletak di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang, Probolinggo. Konon, air terjun ini adalah tempat bersemedi Patih Gajah Mada. Tidak sulit menemukan lokasi wisata ini karena ada papan petunjuk besar di pinggir jalan yang bertuliskan "Air Terjun Madakaripura 5 km".
Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan hijaunya pepohonan di lereng bukit. So, walaupun jauh, kita tidak akan jenuh menyusuri jalan yang ada. Pohon, berbagai tanaman dan sejuknya udara membuat perjalanan terasa mengasyikkan, jauh dari ruwetnya daerah perkotaan. Aksesnya bagaimana? Jalan menuju lokasi ini sudah beraspal. Walaupun semakin mendekati lokasi jalanan semakin sempit, namun masih bisa dilalui mobil dengan lancar.
Begitu sampai di lokasi, ada loket yang menyambut setiap pengunjung yang datang. Setelah membayar IDR 2.500/orang kita bisa memasuki area wisata. Cukup murah kan untuk mengunjungi suatu kawasan wisata?! Setelah parkir, kita melanjutkan tracking menyusuri jalan setapak untuk menuju air terjun utama di ujung jalan. Cukup jauh dan berkelok, mungkin dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menuju ke air terjun utama. Nah, agar tidak kesasar, disana ada banyak tour guide dadakan (masyarakat setempat) yang bersedia mengantar dan membantu pengunjung. Gak ada salahnya menyewa tour guide lokal seharga IDR 20K ini jika kamu baru kali pertama mengunjungi tempat ini. Selain bisa menunjukkan track yang tepat, kita juga bisa bertanya mengenai segala hal yang menyangkut Madakaripura ini. Tapi, untuk yang sudah pernah kesini atau barengan dengan rombongan yang sudah menyewa guide, tidak perlu menyewa, gak mungkin tersesat soalnya. Lumayan ngirit ongkos, hehehe...
Tracking menuju air terjun utama cukup menarik dan menantang. Kita diharuskan melewati jalan setapak dan beberapa kali menyeberangi sungai. Sepanjang perjalanan kita dimanjakan oleh damainya suasana lembah, hijaunya berbagai tanaman, indahnya bunga liar, kicauan burung, gemericik air sungai dan udara yang sejuk. Widdiiihhh, saya benar-benar menikmati tracking disini. Walaupun kaki sedikit pegel karena sebelumnya tracking di Bromo, tapi saya tidak menghiraukannya. Berjalan terus untuk menuntaskan rasa penasaran saya terhadap air terjun ini.
Disini sebenarnya tidak hanya terdapat satu air terjun, tapi ada sekitar tujuh air terjun lainnya yang mampu menghibur kita! Hebbooohh... Begitu mendekati air terjun utama, tempat dimana Patih Gajah Mada duduk bersemedi, mulai kita jumpai penduduk setempat yang menyewakan payung dan menjual tas kresek. Payung digunakan untuk melindungi pakaian kita agar tidak basah, karena kita akan melalui jalur tepat di bawah air terjun lain yang tidak begitu deras. Sedangkan tas kresek digunakan untuk melindungi segala barang bawaan kita. Hemm... Saya menghiraukan mereka. Payung tentu saja saya tidak butuh dan kresek sudah dipersiapkan dari Jember! Hehehe...
Dan benar saja, semakin mendekati air terjun pamungkas, kita basah melewati air terjun "penyambut" yang jernih. Tapi itu seruuuu!! Ini yang dinamakan petualangan sebenarnya. Basah-basahan di bawah air terjun! Ahay! Sesampainya di air terjun paling besar di ujung jalan, saya benar-benar takjub akan keindahan yang ada. Namun, waktu kita berkunjung kurang tepat. Datang di saat musim penghujan dan siang pula. Membuat waktu kita berkunjung singkat karena diburu langit mendung dan juga warna air terjun utama ini sedang keruh, tidak sejernih pas musim kemarau. Tapi gak apa-apa lah, begini juga sudah bikin saya dan teman-teman berdecak kagum...
Tidak lama kita disana karena gerimis sudah jatuh ke tanah. Setelah bermain air dan basah kuyup, kita berjalan pulang dan mampir ke warung yang berada tidak jauh dari air terjun utama, sekitar 500 meter. Makan semangkuk mie instan, menyeruput teh dan kopi panas serta bercengkerama dengan sesama pengunjung, pemilik warung dan para guide lokal. Sungguh menyenangkan. Dari sana saya mendengar berbagai cerita, mulai dari tradisi di malam satu Suro, banyaknya orang yang berkunjung untuk mencari "ilmu" sampai bencana banjir yang sempat menelan korban.
Setelah melahap berbagai makanan ringan, kita kembali tracking menuju parkiran dan membasuh diri. Kamar mandi disini bersih dan terawat cukup baik. Dengan harga IDR 2K kita bisa menggunakannya untuk mandi membersihkan diri.
Satu hal yang cukup membuat saya kecewa, ketika sampai di parkiran, saya menjumpai mobil kita sudah dalam keadaan basah habis dicuci. Tampaknya masyarakat sekitar mencari tambahan penghasilan dengan mencuci setiap kendaraan yang terparkir, tanpa ada persetujuan pemilik kendaraan. Hmm... Bentuk premanisme yang sangat sangat halus.
Beberapa tips yang bisa saya berikan kepada kamu yang baru kali pertama mengunjungi lokasi wisata ini :
Beberapa tips yang bisa saya berikan kepada kamu yang baru kali pertama mengunjungi lokasi wisata ini :
1. Waktu berkunjung paling tepat adalah di saat musim kemarau (sekitaran Agustus), untuk mendapatkan air yang jernih.
2. Bawalah pakaian ganti, tas kresek dan payung (bagi yang membutuhkan), karena dijamin 100% bakal basah.
3. Pakailah celana pendek dan sandal gunung atau sandal jepit sekalipun, karena tracking akan melewati sungai yang berbatu.
4. Bawa air minum bagi yang gak tahan haus, tracking membutuhkan waktu 2 jam an (PP).
5. Sewa guide lokal tidak mutlak walaupun kamu sedikit dipaksa, jika kamu bebarengan dengan rombongan lain yang sudah menyewa guide, kamu cukup mengikuti mereka dari belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar