Nusa Barong di Kejauhan |
Trip kali ini
berawal dari keterpaksaan. Kenapa? Alasan pertama, hari sebelumnya saya dari
perjalanan ke Pantai Bandealit yang sangat-sangat melelahkan, suer!! Kedua,
dana saya di bank menipis, karena banyaknya undangan kawinan di bulan ini dan
biaya wisuda, huhuhu... Memang sih saya dan beberapa teman berencana
mengunjungi Pulau Nusa Barong yang terletak di sebelah selatan Jember ini, tapi
tidak menyangka harus mendadak seperti ini. Gimana gak mendadak, saya ditelpon
hari Sabtu sore menjelang maghrib, setelah baru saja merebahkan diri di kasur
sepulang dari perjalanan berat ke Bandealit. Daaannnn, bisa ditebak, dengan
mudahnya saya terbujuk oleh perkataan Mas Faisol dan Mbak Eja, dua temen yang
menelpon saya. Wuft, sepertinya kesaktian mereka untuk menghipnotis orang sudah
selevel dengan Romy Raffael, hahaha...
Esok paginya, hari Minggu tanggal 13 November 2011, saya
harus bangun pagi sekali, sekitar jam 04.00 WIB. Huft, mata sepertinya masih
tidak mau dibuka, setelah semalam baru bisa tidur jam 24.00 WIB. Hadaaahh,
seperti biasa, saya susah bangun subuh! Akhirnya, dengan sedikit paksaan, saya
mandi dan mempersiapkan segala sesuatunya. Air minum (DONE), jas hujan (DONE),
baju dan celana ganti (DONE). Oke,
saya siap! Dan berangkatlah saya ke rumah Mas Faisol, meeting point kami di Jember. Seperti biasa, karakter orang
Indonesia memang sulit diubah. Dari perjanjian awal berkumpul jam 05.00 WIB,
molor sampai jam 06.00 WIB, menunggu beberapa temen lainnya.
Jam 06.00 WIB, kita memulai perjalanan. Setelah mengisi BBM
di pom bensin Mangli, rombongan berangkat menuju Pantai Papuma. Lho, bukannya
jika ingin ke Nusa Barong lewat Pantai Puger yak?! Setelah membaca salah satu
postingan di KasKus, ternyata untuk menuju ke Nusa Barong juga bisa melalui
Papuma. Selain itu, untuk menghindari Plawangan Puger, dimana sering saya
dengar berita perahu terbalik dan sebagainya, membuat paranoid. Finally,
setelah berjalan "santai" sekitar 60 km/jam, kita tiba di Papuma jam
07.00 WIB tepat. Parkir motor, sewa beberapa life vest, poto-poto (tetep) setelah itu kita naik perahu yang
sudah menunggu. Ayeeee!! Perahu sewaan seharga IDR 1.200.000 - IDR 1.500.000
ini mampu menampung banyak penumpang. Dinaiki rombongan saya yang berjumlah 15
orang saja masih banyak tempat yang lowong. Mungkin taksiran saya sih, perahu
ini bisa menampung sekitar 30 orang dan bobot maksimal kurang lebih tiga ton
(kata si empunya perahu).
Ahay! Saya bener-bener antusias dengan perjalanan ini.
Menyusuri Samudra Indonesia demi menuntaskan rasa penasaran akan keindahan Nusa
Barong. Selain itu, menembus samudra dengan perahu motor tradisional juga
menimbulkan keseruan tersendiri. Memang, tidak dipungkiri ada sedikit rasa
khawatir di awal. "Amankah perjalanan kali ini??!" Saya hanya bisa
berdoa dalam hati, hahaha... Berharap gelombang bersahabat dan cuaca cerah. Si
bapak nelayan juga pasti menolak untuk berangkat kalau gelombang sedang jelek.
Syukurlah, walaupun memang bergelombang, tapi masih dalam kadar aman. Seru!!
Badan terombang-ambing. Tidak sedikit pula temen perjalanan saya yang mabok laut!
Ciri-cirinya gampang, duduk diam, minim ekspresi, keringat mulai membanjiri
wajah daaaannn... JACKPOT! Hahaha...
Saya juga ikut-ikutan pusing melihat banyak orang bermabok ria, akhirnya saya
ambil posisi duduk di depan perahu dan melihat jauh ke depan. Daripada saya
ikut-ikutan dapet jackpot, hehehe...
Karena pengalaman ini, saya sarankan jangan lupa minum obat anti mabok, buat
jaga-jaga. Di perahu panas gak??! YA JELAS!! Jadi, buat kalian yang gak pengen
hitam, jangan lupa memakai sunblock,
topi, kacamata hitam, jaket, celana panjang, kaos kaki dan sarung tangan!
Wkwkwk.... Kalo saya seh, "Gak ke pantai namanya kalo kulit gak terbakar
matahari!", hehehe... Tapi, jangan khawatir kok, masih ada beberapa bagian
kapal yang terlindungi dari sinar matahari, jadi bisa buat tempat berteduh.
Pemandangan di perjalanan, selain dimana-mana nampak air
laut yang biru (iyalah, namanya juga samudra! -__-a), kita juga bisa menikmati
batu karang dan tebing. Bukit kapur di Puger juga nampak putih di kejauhan.
Yah, untuk menghilangkan kejenuhan di perjalanan yang hampir memakan waktu dua
jam, saya dan beberapa teman yang bertahan asik mengabadikan momen. Sebagian
lainnya yang mabok laut, memilih tidur di bawah pelindung seadanya. Jaket dan
terpal menjadi pelindung dari sengatan matahari, tas dan gulungan celana atau
semacamnya menjadi bantal sementara. Tidak peduli kalo kayu perahu ini sering
bersinggungan dengan ikan, yang penting dapet posisi yang nyaman.
Jam 08.45, perahu kita mendarat di sebuah teluk. Teluk Jeruk
orang menyebutnya. Widddiihh, pemandangannya ajiiibbb meeennnn!!! Ini dia tipe
pantai yang saya suka. Ombak yang tenang, air yang jernih, gradasi warna air
yang oke, pasir putih yang lembut dan pemandangan sekitar yang hijau membuat
tempat ini LAYAK untuk dijadikan tujuan wisata jika kamu berkunjung ke Jember.
Pulau ini tidak berpenghuni. Oleh karena itu, berada disini layaknya kita
sedang berada di private beach!
Bener-bener masih alami yang jauh dari jangkauan tangan jahil manusia. Kita
bisa berenang bebas disini. Kadar garam yang lumayan tinggi, membuat tubuh kita
mengapung walau hanya dalam keadaan diam. Ajib bukan kondisi seperti ini??! Dua
jam an kita bermain disini. Berenang, makan siang, berjemur dan poto-poto
tentunya. Sayang banget jika tidak mengabadikan diri di tempat ini! Temen saya
yang sudah pernah ke Pulau Sempu dan Phi-Phi Island saja juga berdecak kagum
dengan keindahan yang disuguhkan pantai ini, “Wah, seperti bukan di Jawa yah?”.
Hemm, sebuah compliment yang cukup
beralasan untuk menggambarkan keindahan Teluk Jeruk ini.
Sekitar jam 11.00 WIB lebih, setelah puas di tempat ini,
kita diajak mengunjungi spot lainnya oleh si bapak nelayan. Katanya ada pantai
yang lebih bagus lagi. Jaraknya? Sekitar 45 menit berlayar dari Teluk Jeruk
ini. Dan, setelah 45 menit berpanas-panas ria di dek kapal, kita sampai di
sebuah pantai. Bedanya, garis pantai disini lebih panjang dan pasirnya jauuuhhhh
lebih halus! Setelah dibandingkan dengan koleksi pasir pantai saya
(Balekambang, Pulau Sempu, Papuma, Slopeng dan Lombang) ini yang paling putih
dan halusss… Kebayang gak?! Jadilah waktu itu, kita kembali menceburkan diri di
birunya air laut walau tidak selama di Teluk Jeruk.
Jam 13.30, kita kembali pulang. Yah, liburan kali ini harus
berakhir. Saking panas dan capeknya, saya rebahan dan tertidur di bawah terpal
dengan beralaskan gulungan celana temen saya, hehehe… Gelombang pulang tidak
seheboh pas perjalanan di pagi hari. Kali ini lebih smooth. Dan bisa dipastikan, tidak ada temen saya yang dapet jackpot! Ketika terbangun dan bercengkerama
dengan beberapa temen, saya mendapat sebuah kejutan pamungkas. Seekor ikan paus
menampakkan dirinya, menyemburkan air ke permukaan! Ya, paus seukuran perahu
kami! Hahaha… Kejutan yang menarik, membuat temen-temen yang tertidur langsung
terbangun karena teriakan kaget kami melihat paus!! Setibanya di Papuma, karena
perut lapar, kita melanjutkan makan ikan bakar di warung Pak Yet. Seekor ikan
putihan besar menjadi penutup trip
kita hari itu.
Wuhh, bener-bener suatu pengalaman trip yang luar biasa! Walaupun
kulit terbakar dan menghasilkan efek seperti kepiting rebus, saya puaaasss!!! Setelah
hidup dan tinggal di Jember selama 24 tahun, akhirnya saya menemukan the
best spot in town!! PULAU NUSABARONG! Setelah sekian lama memendam keinginan dan berawal dari
keterpaksaan, akhirnya saya terpuaskan. Terima kasih buat Mas Faisol dan Mbak
Eja yang telah memaksa saya untuk joint
di trip kali ini, hehehe… Lain kali
saya PASTI berlibur ke pulau ini! So,
buat kalian yang berencana ke Jember, jangan lewatkan untuk berkunjung ke pulau
ini. Gak perlu khawatir akan kedahsyatan ombak Samudera Indonesia, karena
nelayan disana juga bakal nolak kalau insting
mereka mengatakan ombak terlalu bahaya. Selamat menjelajahi Pulau Nusa Barong
kawan…!!